Erection Hardness Score/EHS (Tingkat Kekerasan Ereksi) adalah suatu standar skor yang digunakan untuk diagnosa pasien disfungsi ereksi yang terdiri dari empat tingkatan di mana skor yang diharapkan pasien ialah 4 (Ereksi Optimal).
Dengan kata lain, pasien yang ketika diperiksa (secara medis tentunya), memperoleh skor dibawah 4 (1-3), berarti mengalami disfungsi ereksi (Disfungsi ereksi adalah keadaan di mana ereksi tidak bisa dicapai atau dipertahankan ketika atau setelah bersenggaman). Disfungsi ereksi menjadi sangat umum bila dikaitkan dengan penuaan dan berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung koroner.
Namun, dalam artikel kali ini tidak dibahas tentang penyakit-penyakit yang menyebabkan disfungsi ereksi ataupun pengobatannya, tetapi hanya dibahas sedikit mengenai skor yang dapat mempresentasika di mana tingkat kekerasan ereksi seseorang.
Adapun penjelasan mengenai skor yang dipakai untuk penilaian disfungsi ereksi adalah sebagai berikut:
Pertama. Skor 1 : disebut dengan disfungsi ereksi parah/berat (severe erectile dysfunction) dengan ciri penis membesar tetapi tidak keras sehingga mustahil untuk melakukan penetrasi.
Kedua. Skor 2 : disebut dengan disfungsi ereksi sedang (moderate erectile dysfunction) dengan ciri penis membesar, keras, tetapi tetap tidak cukup berguna untuk penetrasi.
Ketiga. Skor 3 : disebut dengan disfungsi ereksi ringan (suboptimal erection) dengan ciri penis membesar, keras, tetapi tidak cukup keras untuk penetrasi sehingga tingkat kepuasan seks menjadi tidak optimal.
Keempat. Skor 4 : disebut dengan ereksi optimal (optimal/maximal erection) dengan ciri penis tegang dan keras secara sempurna sehingga kepuasan seks lebih dimungkinkan untuk didapat.
Untuk mengetahui tentang disfungsi atau tidaknya seseorang (terutama yang sudah menikah) tidak hanya dengan satu pihak (kaum pria saja) tetapi juga salah satunya menanyakan kepada pasangan wanita (istri) tentang kepuasan seksual yang didapat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh APSHOW (Asia Pacific Sexual Health and Overall Wellness), wanita memahami seberapa optimalkah tingkat ereksi pasangannya. Pengalaman semacam ini lazim dimiliki wanita yang telah menikah beberapa tahun.
Dengan kata lain, pasien yang ketika diperiksa (secara medis tentunya), memperoleh skor dibawah 4 (1-3), berarti mengalami disfungsi ereksi (Disfungsi ereksi adalah keadaan di mana ereksi tidak bisa dicapai atau dipertahankan ketika atau setelah bersenggaman). Disfungsi ereksi menjadi sangat umum bila dikaitkan dengan penuaan dan berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung koroner.
Namun, dalam artikel kali ini tidak dibahas tentang penyakit-penyakit yang menyebabkan disfungsi ereksi ataupun pengobatannya, tetapi hanya dibahas sedikit mengenai skor yang dapat mempresentasika di mana tingkat kekerasan ereksi seseorang.
Adapun penjelasan mengenai skor yang dipakai untuk penilaian disfungsi ereksi adalah sebagai berikut:
Pertama. Skor 1 : disebut dengan disfungsi ereksi parah/berat (severe erectile dysfunction) dengan ciri penis membesar tetapi tidak keras sehingga mustahil untuk melakukan penetrasi.
Kedua. Skor 2 : disebut dengan disfungsi ereksi sedang (moderate erectile dysfunction) dengan ciri penis membesar, keras, tetapi tetap tidak cukup berguna untuk penetrasi.
Ketiga. Skor 3 : disebut dengan disfungsi ereksi ringan (suboptimal erection) dengan ciri penis membesar, keras, tetapi tidak cukup keras untuk penetrasi sehingga tingkat kepuasan seks menjadi tidak optimal.
Keempat. Skor 4 : disebut dengan ereksi optimal (optimal/maximal erection) dengan ciri penis tegang dan keras secara sempurna sehingga kepuasan seks lebih dimungkinkan untuk didapat.
Untuk mengetahui tentang disfungsi atau tidaknya seseorang (terutama yang sudah menikah) tidak hanya dengan satu pihak (kaum pria saja) tetapi juga salah satunya menanyakan kepada pasangan wanita (istri) tentang kepuasan seksual yang didapat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh APSHOW (Asia Pacific Sexual Health and Overall Wellness), wanita memahami seberapa optimalkah tingkat ereksi pasangannya. Pengalaman semacam ini lazim dimiliki wanita yang telah menikah beberapa tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar