Selasa, 17 Mei 2011

ASI Tetap yang Pertama & Utama


Menghadapi perkembangan revolusi dalam hubungan seks, dengan akibat kemungkinan terjadi penyakit hubungan seksual yang makin meningkat, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan intensif sebelum kawin dan menjelang kehamilan, sehingga tercapai kesehatan prima. Dalam evolusi emansipasi wanita dan kesempatan mendapatkan pekerjaan baik dalam meniti karier, seolah-olah wanita akan lebih bernilai bila meninggalkan kodratnya memberi ASI.

Keadaan ini pernah melanda Indonesia, dengan berorientasi pada susu formula sebagai pengganti ASI. Situasi demikian sudah tentu dimanfaatkan oleh pabrik susu kaleng dalam promosinya, sehingga lebih memojokkan ASI sebagai makanan utama dan alami untuk kesehatan bayi.


Dalam penelitian dijumpai kenyataan bahwa terjadi banyak penyulit pada bayi yang sejak awal mempergunakan susu formula yaitu terjadinya penyakit diare dan tumbuh-kembang yang kurang memuaskan. Kini pemberian ASI, makin mendapat perhatian bahkan di-perlombakan di rumah sakit. Ibu yang baru melahirkan diarahkan pada konsep rooming in, artinya ibu dan bayinya dirawat dalam satu kamar secara berdampingan. Ternyata konsep rooming in sangat menguntungkan dan kejadian penyakit makin berkurang sedangkan tumbuh-kembang bayi makin meningkat dan baik. Di samping itu dengan memberi ASI dapat dijamin sebagai metode keluarga berencana dalam waktu sekitar 3 bulan.

Salah satu wadah pelayanan kesehatan masyarakat di bawah pengawasan Puskesmas adalah Posyandu (pos pelayanan terpadu). Pelaksanaan Posyandu dilakukan oleh masyarakat untuk dirinya sendiri melalui sistem lima meja (pencatatan dan pelaporan, penimbangan, penerangan gizi ibu hamil dan balita, pemeriksaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas, dan pelayanan imunisasi/ pengobatan, dan keluarga berencana). Terbukti bahwa tenaga masyarakat dapat dimanfaatkan untuk ikut serta melakukan identifikasi tentang kehamilan risiko tinggi, meragukan, dan risiko rendah. Dengan demikian berkembang ide ilmu kebidanan sosial, yang mempelajari pengaruh timbal-balik antara kesehatan lingkungan dan kesehatan reproduksi masyarakat.

Bila memperhatikan sistem pelayanan kesehatan tampak semua gagasan tersebut telah dilakukan dengan baik dan keberhasilannya terletak pada kinerja Puskesmas, dalam menjalankan fungsinya di tengah masyarakat dan bagaimana penerimaan masyarakat terhadap keberadaannya. Untuk meningkatkan penerimaan terhadap pelayanan dan pengayoman medis modern yang paling penting dilakukan adalah pendidikan masyarakat, sehingga mereka makin tanggap terhadap persoalan lingkungan yang memengaruhi kesehatannya.



Pustaka
Memahami Kesehatan reproduksi wanita ed 2 Oleh dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba, Sp.OG, dr. Ida Bagus gde Fajar Manuaba, Sp.OG & Prof. Manuaba


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar